Nicky Astria, Rocker Wanita Tersukses

Rocker wanita tersukses, itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan sosok Nicky Astria. Memulai karir musikal dari ajang festival kemudian melegenda menjadi sosok penyanyi wanita berkarakter melalui tarikan suara tingginya yang mampu menjangkau nada-nada tinggi. Harus diakui bahwa kesuksesn Nicky Astria tak lepas dari tangan dingin Ian Antono yang mengorbitkannya melalui album kedua, Jarum Neraka. Sebelum album itu, album perdana Semua dari Cinta digarap oleh Jelly Tobing, namun sayang album perdana belum mampu melesatkan nama Nicky Astria di kancah musik tanah air.

Kolaborasi Nicky Astria sebagai penyanyi dan Ian Antono sebagai arranger telah menjadi trade mark yang membentuk ciri khas sosok sang rocker wanita itu. Adapun kolaborasi dahsyat mereka bisa disimak dalam album tetralogi album Jarum Neraka, Tangan-tangan Setan, Gersang, Rumah Kaca. Ada 2 alasan kenapa album-album itu dahsyat:
  1. Sisi Tema. Album yang mengusung masalah sosial yang tergolong besar dan kerap terjadi tiap jaman. Album-album ini seolah ingin mengingatkan fenomena yang terus terjadi untuk dihindari. Adapun fenomena tersebut adalah Narkoba (album Jarum Neraka), Genk (Tangan-tangan Setan, melalui graffity biasanya kelompok tertentu/Genk mengekspresikan eksistensinya), Kehancuran Lingkungan (Gersang), Pemanasan Global (Rumah Kaca).
  2. Sisi Aransemen. Kepiawaian Ian Antono dalam menggarap musik mampu mendorong optimalisasi vokal Nicky Astria tetap keras, tinggi dan konsisten.
Namun demikian, Nicky Astria bukanlah sosok yang fanatik dengan satu arranger saja, di luar itu sejumlah arranger papan atas telah menjadi bagian penting bagi perjalanan musiknya. Sebut saja misalnya Yongki Suwarno, Jockie Soeryoprayogo ataupun Sawung Jabo.

Di dalam dunia apapun tidak ada yang abadi, termasuk popularitas. Hal ini berlaku juga untuk Nicky Astria. Perubahan trend musik serta bermunculannya talenta baru di kancah musik Indonesia telah menyurutkan popularitas Nicky Astria di dunia tarik suara. Kesuksesan yang terbangun di periode pertengahan tahun 1980an mencapai puncaknya di tahun 1995 melalui album Negeri Khayalan yang mencuatkan lagu Mengapa. Sesudah itu, perlahan-lahan album yang dihasilkan kurang mendapat response positif dari sisi komersial walaupun secara rutin masih saja menyapa penggemarnya melalui album Jangan Ada Angkara, Suka Kau, Samar Bayangan ditutup album Kemana tahun 2003. Setelah itu praktis tak ada lagi album yang dihasilkan sang rocker wanita itu. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Nicky Astria adalah rocker wanita tersukses di negeri ini jika dilihat dari jumlah album yang dihasilkan serta sisi komersial dalam jumlah album kaset/cd yang terjual. (torro).

Diskografi
Solo Album
  1. Semua dari Cinta (AMK Record, 1984)
  2. Jarum Neraka (Billboard Record, 1985)
  3. Tangan-tangan Setan (Aquarius Indonesia,1986)
  4. Gersang (Aquarius Indoensia,1987)
  5. Semua dari Cinta (Release Ulang Billboard Record, 1988)
  6. Jarum Neraka 1989 (Aquarius, 1989)
  7. Gelombang Kehidupan (Atlantic Record,1990)
  8. Matahari & Rembulan (Bursa Musik,1991)
  9. Rumah Kaca (Metrotama,1992)
  10. Gairah Jiwa (Harpa,1993)
  11. Mengapa/Negeri Khayalan (HP/Blackboard,1995)
  12. Suka (HP/Blackboard,1996)
  13. Jangan Ada Angkara (Musica,1999)
  14. Satu Jam Bersama (HP, 2000)
  15. Samar Bayangan (HP Record,2000)
  16. Kemana (Logiss,2003)
Non Album Solo
  1. Kuajak Kau Kembali, Bintang Tamu di Suara Persaudaraan (1985)
  2. Caplang, Bintang Tamu album solo Dodo Zakaria "Malissa' (1986)
  3. Pijar, Festival Lagu Populer 1987 (1987)
  4. Katakan Kita Rasakan (1988)
  5. Bias Sinar (1990)
  6. Cinta di Kota Tua (1990)
  7. Satu dalam Harapan (1994)
  8. Bunga Kehidupan (1994)
  9. Jangan Ada Luka (Bintang Tamu album solo Achmad Albar, 1996)
  10. Uang (Re-arrangement, termasuk Misteri Cinta, Panggung Sandiwara (Kompilasi, 1990) 1999)
  11. Revolvere Cinta (Bintang Tamu, Kantata "Revolvere", 1999, Musica)
  12. Khayalku (Bintang Tamu album Chrisye, Badai pasti Berlalu Millenium 1999)
  13. Kuingin (Bintang Tamu Rockestra, Erwin Gutawa, 2007)

No comments:

Post a Comment